Pendidikan Tinggi Ternyata belum Cukup Untuk Menghasilkan Orang Terdidik

Oleh: Alfiah Rahmah (X OTKP 1-A)

Pendidikan merupakan bekal yang paling utama dalam sebuah kehidupan setiap orang. Yang mana dengan pendidikan seseorang mampu membedakan mana yang baik dan buruk,mana yang boleh dilakukan dan tidak. Akan tetapi saat ini pendidikan di Indonesia hanya banyak menghasilkan orang yang pintar dan masih jarang atau bahkan tidak menghasilkan orang yang terdidik.

Munculnya berbagai masalah dilingkungan masyarakat seperti berbagai tindakan kriminal dan tindakan memalukan adalah akibat dari kelakuan orang tidak terdidik. Masalah seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme masih saja terjadi di tengah semakin tingginya pendidikan warga negara Indonesia, mengapa demikian? karena :

 Orang Pintar Belum Tentu Terdidik 

Sekolah tinggi hingga bergelar doktor atau bahkan professor nyatanya belum tentu mampu mengubah kelakuan seseorang. Mungkin sekolah tinggi di Indonesia telah berhasil menghasilkan banyak orang-orang yang pintar tetapi masih tidak  terdidik. Buktinya, masih banyak penjahat yang bergelar sarjana atau bahkan professor dan harus mendekam di penjara.

Pola pendidikan formal di Indonesia memang hanya mengajarkan bidang keilmuan, pengetahuan,  dan teknologi saja yang membuat orang semakin pintar. Namun sayangnya dalam hal budi pekerti yang membuat orang menjadi terdidik jarang atau bahkan tidak diajarkan. Dari situlah sebabnya mengapa orang pintar masih banyak yang melakukan tindakan memalukan seperti korupsi dan hal memalukan lainnya.

Mungkin memang hanya di Indonesia mantan narapidana/korupsi masih bisa dijadikan pemimpin sebuah instansi. Hal ini bukankah seharusnya menjadi hal yang memalukan bagi semua pihak?, padahal masih banyak orang yang lebih pintar dan terdidik di luar sana tetapi tidak dipilih.

Revisi Sistem Pendidikan Formal Bisa Jadi Solusi 

Jika sistem pendidikan formal di Indonesia segera di revisi (diperbaiki) dengan melihat bagaimana cara/prosesnya terlebih dahulu bukan hanya menyimpulkan dengan melihat hasil akhir saja. mungkin, ketika hal ini dilakukan bukan tidak mungkin akan mencetak orang-orang yang pintar sekaligus terdidik. 

Menyelesaikan suatu jenjang pendidikan berarti telah mendapatkan pengetahuan, baik dalam bidang akademik maupun budi pekerti seperti, memiliki akhlak yang mulia, adanya rasa tanggung jawab untuk bangsa dan menjadi warga Negara yang demokratis sesuai dengan tujuan suatu pendidikan di Indonesia yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Dalam hal tersebut jika tidak adanya pengaplikasian atau sifat yang tercermin dari seseorang yang telah menjalani suatu pendidikan dapat dikatakan belum terdidik.

Bagi mereka yang terbiasa di didik dengan hanya melihat hasil, mereka tidak akan peduli bagaimana caranya dan bagaimana susahnya proses untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dengan sebuah cara yang lebih baik dan benar. Dan juga mereka  tidak akan peduli kalau cara yang dilakukan itu benar ataupun tidak, dan ketika caranya salah sekalipun mereka hanya akan acuh, yang penting hasilnya sesuai dengan hasil yang mereka inginkan.

Di situlah letak kesalahan sistem di negeri ini, yang membiarkan anak didiknya menggunakan segala cara untuk memperoleh hasil yang ditargetkan. Padahal cara yang ditempuh seharusnya juga masuk ke dalam penilaian. apakah caranya benar? atau caranya salah. 

Dengan demikian artinya semua harus mensyukuri dan menikmati bagaimana susahnya  sebuah proses untuk memperoleh suatu hasil yang diinginkan.

Menurut Gus Mus , (salah seorang pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa/perancang logo PKB yang masih digunakan hingga kini) beliau mengatakan,  jangan heran sekarang banyak orang pintar, tetapi tidak terdidik. Bagaimana mau mengatakan orang itu terdidik kalau ia menduduki puncak kedudukan paling mulia, paling bermartabat, paling disegani, tetapi di tangkap KPK?

Beliau juga mengungkapkan, orang pandai atau pintar kalau tidak terdidik akan sangat menjengkelkan. Kalau orang pintar yang mencuri, menangkapnya sulit. Sudah tertangkap, mengadilinya sulit. divonis masuk penjara juga sulit, dan kalau sudah masuk penjara masih bisa keluyuran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikian yang diaplikasikan di Indonesia lebih menitik beratkan bidang keilmuan dan teknologi saja, sehingga hanya banyak menghasilkan orang-orang pintar. Disisi lain, yang menjadi hal penting dalam menuntut ilmu yaitu pendidikan budi pekerti masih jarang atau bahkan tidak diajarkan. Sehingga seseorang yang bergelar doktor atau bahkan professor sekalipun, nyatanya belum tentu mampu mengubah kelakuan mereka sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Impact dari sistem pendidikan yang mementingkan proses adalah lahir orang-orang pintar dan terdidik bukan orang pintar yang sok pintar. Jika Indonesia mampu mengubah sistem pendidikannya menjadi seperti ini, maka bukan tidak mungkin jika Indonesia akan bersih dari korupsi.

Posting Komentar untuk " Pendidikan Tinggi Ternyata belum Cukup Untuk Menghasilkan Orang Terdidik "